Seorang yang mengaku muslim bersaksi dan beriman bahwa laa illaha illallah ( tiada tuhan selain Allah SWT), maka persaksian itu merupakan indikasi terpenting akan keislamanya. Makna dari persaksian itu adalah :

* Meyakini tidak ada satu Tuhan pun yang berhak di sembah kecuali Allah SWT.

Dari persyahadatan diatas Tuha yang berhak disembah hanyalah Allah SWT, sedang tuhan-tuhan yang lainnya adalah batal. Makna ini bahkan begitu kuatnya (muakkad) karena di sebutkan dengan memakai bahasa naif dan itsbat langsung.

* Meyakini bahwa tidak ada sekutu bagi Allah SWT.

Allah adalah satu-satunya Dzat yang maha mengatur segala sesuatu dalam kekuasaan uluhiyah dan rubuhiyah-nya. Meyakini Allah mempunyai sekutu berarti mentiadakan kesempurnaan qudrat (kekuasaan)-Nya. Maka tidak ada satupun yang menyamai dan menandingi-Nya. Sebagaimana firman Allah : "tidak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya". (QS. Asy Syuro : 11)

* Meyakini bahwa Allah SWT tempat bergantung (Ashshomad).

Artinya manakala ber-isti'an (memohon pertolongan) hanya kepada Allah-lah tujuannya.

Dari arti yang demikian setelah mengikrarkan syahadat laa illaaha illallah, maka ia mempunyai konsekuensi sebagai berikut :


1. Menafikan tuhan -tuhan selain Allah SWT.
Sikap menafikan Tuhan selain Allah ini memberi faedah kepada setiap muslim supaya tidak terjerumus kepada syirik, sebab hanya Allah-lah yang wajib di sembah. Firman Allah : " sesungguhnya aku adalah Allah ; tiada Tuhan yang berhak di sembah selain aku, maka beribadahlah kepada-ku dan tegakkan sholat untuk mengingat-ku". (QS. Toha : 14)
2. Memurnikan ibadah hanya kepada Allah SWT.
Karena makna persaksian adalah tidak ada tuhan yang berhak di sembah selain Allah, maka hanya kepada Allah-lah kita beribadah. Firman Allah : " hanya kepadamu kami beribadah dan hanya kepadamu kami memohon pertolongan ". (QS. Al-Fatihah : 5)
3. Mengakui Allah Dzat Yang Maha Awal.
Yang wujudnya tidak berpermulaan. Mengakui Allah Sebagai Dzat yang akhir, yang akhirnya tidak terbatas, mengakui Allah mempunyai sifat kesempurnaan dan tidak mengakui Allah mempunyai sifat kesempurnaan dan tidak mengakui Allah mempunyai lemah, tidak berkehendak dan tidak berkuasa. Allah mengetahui yang lahir dan yang batin. Ilmunya meliputi langit dan bumi. Firman-Nya : " dialah yang awal dan yang akhir, yang dhohir dan yang batin. Dan dia Maha Mengetahui segala sesuatu ". (QS. Al-Hadid : 3). Dari arti dan konsekuensi di atas, patutlah bila Nabi Muhammad SAW bersabda : " Barang siapa menguapkan laa ilaaha illallah, maka ia masuk surga ". (HR. Bazzar)


By: Fahmi HHS.
Sumber: Buletin Informasi Pendidikan